piyodegutz
IT'S ME!

Photobucket - Video and Image Hosting

MY SELF

piyodegutz
03 August
the adventurer
piyodegutz@yahoo.com

Loves: travelling, photography, music, and books
Dislikes: animal , late, smokers.

ARCHIVES

October 2006
November 2006
January 2007
April 2007
May 2007
July 2007
August 2007
September 2007
October 2007

TEMANS

.Anna Chan. biblioholic. ochan. Djimpe. alifiah. rara. isdich. iqko. anchoe. armin. reda. doel. ruslee. soeltra. fitri-doel. ocha. reda. ochank. hendragunawan.

NICE SITE

ininnawa society. panyingkul. penerbit ininnawa. rumah kamu. tandabaca. kamus. wikipedia. southendpress. informasi-beasiswa. beasiswas.blogs.friendster. indobackpacker.


Leave Message

Nice Site

Friday, October 13, 2006
@7:29 pm

petani dan ladang

Subuh tadi saya menonton sebuah tayangan ramadhan di sebuah TV swasta. ada hal menarik yang diutarakan oleh sang narasumber yang sedang membahas sebuah ayat Al-Qur'an sehubungan dengan pernikahan. Mungkin ini bisa menjadi rujukan buat yang ingin menikah dengan cuma modal suka doang!
Isinya seperti ini: ...menikah itu ibarat petani (suami) yang memiliki ladang (istri) untuk ditanami (anak-anak) dan dirawat dengan penuh kasih sayang...
kenapa tidak menggunakan kata menggarap? karena kecenderungannya adalah kata tersebut mengintimidasi perempuan.

life is a travel

Wednesday, October 11, 2006
@7:24 pm

RUKO, Kotak Ajaib dari Neraka!

Perkembangan yang paling jelas terlihat di dalam kota Makassar adalah kehadiran rumah toko atau ruko yang berjajar seperti pagar di sejumlah tempat strategis di Kota Anging Mammiri. Bagaimana sebenarnya hidup dalam ruko sebagai rumah tinggal?

Ruko adalah bangunan bertingkat menjulang, berderet-deret seperti semut di Makassar yang hampir membabat habis ruang-ruang tinggal masyarakat Makassar dan kini merambah wilayah-wilayah yang seharusnya menjadi ruang nyaman masyarakat kota yang didirikan oleh pemborong, manusia-manusia khianat kemanusiaan, dengan arsitektur yang sangat menyedihkan dan jauh dari standar kesehatan dan dijual dengan harga selangit yang membuat para perampok berpikir bahwa semua orang pemilik ruko adalah orang yang bermandikan uang. Dan anehnya, pemerintah kota tidak pernah habis surat ijinnya untuk diberikan kepada para pemborong-pemborong serakah uang ini.


keluargaku...

Aku dan keluargaku tinggal di sepetak ruko kecil yang berada di pinggir jalan. Setiap hari toko kami buka pukul 06.00 pagi hingga 21.30 malam. Bapak, ibu, dan kakak perempuanku menjaga toko secara bergantian. Di ruko, kami tinggal berlima (bapak, ibu, kakak perempuanku, aku, dan seorang adik perempuan). Saat ini bapak sakit-sakitan. Penyakitnya tidak jelas. Ada dokter yang mengatakan bahwa beliau mengidap gejala perkinson. Namun menurut dokter lain usianya masih terlalu dini untuk gejala penyakit ini. Untunglah ada asuransi kesehatan yang menyokong. Karena kondisi beliau yang sakit-sakitan maka bapak hanya mendapat jatah jaga toko selama beberapa jam saja setiap hari. Selebihnya ibu dan kakak perempuankulah yang membanting tulang mengurusi tetek bengek toko sehari penuh. Sementara aku dan adikku punya kesibukan masing-masing diluar rumah (red: kami menyebut ruko sebagai rumah).

Sejauh ini (5 tahun proses tinggal) di ruko, masalah yang palijng sering dikeluhkan oleh kami adalah karena ukuran ruangan yang terlalu kecil, sanitasi yang buruk, dan debu yang kerap membuat kami berpayah-payah harus mengepel lantai sampai dua tiga kali sehari. Jika tidak, kondisi lantai akan seperti gurun pasir. Cahaya matahari juga tidak bisa masuk dalam rumah. Dengan begitu, lampu listrik harus kami nyalakan 24 jam. Jadi kalau PLN beriklan untuk hemat, aduh maaf, keluarga saya tidak bisa. Kami bakal kegelapan kalau tidak nyalakan lampu.


Saya pribadi lebih memilih keluar dari rumah sepagi mungkin untuk mendapatkan pasokan matahari yang cukup, karena cahaya matahari sama sekali tidak dapat masuk ke ruko kami, dan kembali malam hari ketika seluruh aktivitas di ruko telah berakhir. Berlama-lama tinggal di dalam ruko tanpa mendapat cahaya matahari yang cukup membuat saya berpikir bahwa kami sekelempok drakula yang hidup berkelompok dalam ruangan gelap karena takut cahaya matahari.



kicauan burung besi di pagi yang lalang...

Satu hal yang paling kurindukan adalah halaman rumah. Di ruko, sama sekali tidak ada ruang untuk halaman. Tanah dan tanaman menjadi barang yang langka bagi kami lima tahun terakhir ini. Karena letak ruko yang yang berjejer-jejer dan satu dinding dengan yang lain, maka hiburan yang paling sering kami nikmati di pagi hari bukan lagi kicauan burung, tapi kicauan klakson kendaraan yang lalu lalang di depan jalan ruko kami. Kadang-kadang yang paling menjengkelkan klakson truk-truk raksasa dan rauangan sepeda motor yang di gas sekencang-kencangnya oleh orang yang lewat. Yang paling seru ketika ada tamu yang berkunjung. Karena ruang tamu juga menjadi ruangan keluarga dan ruang nonton. Maka setiap kali sedang asyik nonton dan ngobrol dengan keluarga lalu tiba-tiba ada tamu kami langsung berhamburan masuk ke kamar masing-masing. Nah yang lebih parah, ketika tamu dan bapak sedang berbincang-bincang seru tiba-tiba harus dihentikan oleh suara raungan kendaraan yang dipacu dalam kecepatan tinggi. Sering pula terjadi kecelakaan yang menjadi tontonan segar kami dan anak-anak sekitar di sekitar ruko.


aneh...


Hal yang aneh, ruko yang dibangun tinggi-tinggi dan berderet-deret dengan cat-cat yang cantik, jika kita berkunjung ke belakang lokasi kompleks ruko, maka, pemandangan kumuh sangat terlihat kontras. Sebuah perkampungan yang diapit oleh kompleks perumahan dan deretan ruko-ruko besar terbentang menjengkelkan. Orang-orang menyebut perkampungan tersebut dengan nama “Batu Laccu”. Entah darimana datangnya nama tersebut. Sebab, orang-orang yang bermukim di perkampungan tersebut berganti-ganti setiap tahunnya. Warganya pun dihidupi oleh profesi yang beragam. Mulai dari tukang becak, buruh cuci, buruh angkut, penjaga toko, hingga pengangguran. Nah, ruko-ruko yang berjualan sembako inilah yang menjadikan warga-warga nomor dua tersebut menjadi target pemasaran barang dagangan mereka. Berhubung toko yang dibuka ibu mau memberikan pinjaman yang boleh dibayar setelah akhir bulan, maka ramailah warga Batu Laccu berbelanja ke toko kami. Tak jarang toko kami jadi tempat persinggahan cerita-cerita mereka. Mulai dari kawin lari, perceraian, perebutan gaji, orang-orang yang malas membayar utangan, sampai rencana acara akikah beritanya dapat kami simak hanya dengan duduk beberapa menit saja di toko. Segala kisah pun segera mengalir dari warga-warga nomor dua Makassar ini. Sebenarnya cerita-cerita yang mereka bicarakan kebanyakan masalah pribadi.


Berbeda ketika kami masih tinggal dirumah yang sebelum-sebelumnya. Kami pindah rumah sebanyak tiga kali yang hampir semuanya berada di lingkungan kompleks perumahan. Dengan taman yang luas, tetangga-tetangga dari etnis yang beragam, sistem pergaulan yang sehat, aman, dan nyaman maka sangat kontraslah perbedaan antara tinggal dikompleks perumahan yang lebih manusiawi dan tinggal di ruko yang sempit, sanitasi yang buruk, tak ada halaman untuk mengaso.


Pun kekhawatiran akan perampokan jika tinggal di kompleks perumahan sangat kecil dibandingkan jika tinggal di ruko. Mengapa demikian? Jawabannya sederhana sekali, karena ruko jika ada kebakaran atau perampokan terjadi di dalamnya, penghuninya tak dapat lari keluar ruangan sebab ruko tak mempunyai pintu belakang! Jika perampok masuk lewat satu-satunya pintu (depan) maka tak ada jalan lain bagi pemiliknya untuk melarikan diri selain melawan, menyerah, atau mati. Bahaya lain yang ditimbulkan oleh ruko, karena penghuninya menjadi begitu individualis. Jadi ketika terjadi apa-apa pada tetangga sebelah ruko maka, tetangga sebelah akan sangat segan datang bertanya atau membantu karena mereka tidak begitu akrab.



kisah kecil adikku sebuah malam

Suatu malam adik saya pulang terlalu larut, sekitar pukul 03.00 dini hari menggunakan mobil bapak karena habis menyaksikan sebuah konser artis ibukota. Saat tiba di depan pagar dia tiba-tiba di cegat oleh dua sepeda motor dengan empat orang pria berbadan besar. Adikku begitu panik dan menelpon langsung ke dalam rumah bahwa diluar ada yang mencegatnya.
Namun lagi-lagi karena kami tinggal di ruko, pintu besi besar sebagai pintu utama itu terlalu berat untuk di buka akhirnya bala bantuan dari dalam rumah pun terlambat datang, penjahatnya keburu lari.

Meskipun sudah berada di depan pagar ruko kami mereka tetap saja nekat ingin merampok adik saya. Untung tidak kejadian karena adikku berada di dalam mobil yang mesinnya masih hidup, dan berniat menabrak mobil ke motor-motor yang mereka jika mereka betul-betul nekat.
Para perampok tersebut akhirnya pergi juga melihat calon mangsanya cukup nekat. Dari sini saya berhipotesa-hipotesaan sendiri.

> Hipotesa pertama: Mungkin, mereka (red; perampok) menjadi sebegitu nekatnya karena berpikir bahwa calon mangsanya ini adalah hanya seorang perempuan.
> Hipotesa yang kedua: mungkin, karena ruko kami terletak dipinggir jalan jadi jika perampokan berhasil atau ada hal yang diluar rencana perampokan terjadi maka mereka akan dapat dengan mudah melarikan diri. Berbeda jika tinggal di kompleks perumahan, jika terdengar sedikit saja teriakan aneh, maka seluruh tetangga akan berhamburan mengejar orang yang diteriaki tersebut tanpa jelas alasannya hanya sekedar solider sesama tetangga. Lagipula pinti rumah biasa lebih ringan dibuka dibanding pintu ruko yang berlapis-lapis.

> Hipotesa ketiga: para perampok tersebut mengincar sesuatu yang lebih besar dibanding merampok orang yang kemalaman karena pasti sudah kehabisan uang makanya ia pulang. Mungkin, mereka berniat membobol masuk ke dalam ruko karena berpikir orang yang memiliki ruko adalah orang-orang yang bermandikan uang.


Sebenarnya jika mereka tahu bahwa ruko tersebut di beli hanya sekedar untuk menyambung hidup kami setelah bapak pensiun dengan untung yang hanya ratusan rupiah setiap barang setelah berjualan sejak pagi hingga malam, maka para perampok tersebut mungkin malah akan menertawai kami dan berkata “ hahaha… mending jadi perampok! Kerjanya hanya sekali-sekali tapi sekali kerja hasilnya lumayan, cuma pakai modal nekat dan berani!”.



tentang uang...

Saya pernah mendengar pepatah lucu tentang hutan yang dikeluarkan oleh sebuah LSM yang bergerak di bidang kehutanan.
Saya hanya mengingat sedikit, mungkin bunyinya seperti ini:

"Ketika tumbuhan terakhir telah tumbang, dan tetesan air terakhir telah habis, ternyata, UANG TIDAK DAPAT DIMAKAN!"


Inilah mungkin yang terjadi pada pohon-pohon kita di Makassar, ditumbangkan dan diganti dengan kotak ajaib bernama "ruko".
Dan beginilah sebagian kisah-kisah anak-anak ruko (anak-anak yang tinggal di ruko bersama keluarga) yang terpaksa tinggal di kotak ajaib ini untuk menyambung hidup.

Di ruko sendiri hampir tidak ada ruang-ruang pribadi bagi penghuninya. Bayangkan jika anda memiliki empat saudara-saudari yang semuanya telah dewasa dan setiap hari harus tinggal seatap. Sementara pemborong yang mendirikan ruko-ruko yang khianat kemanusiaan ini, hanya membangun tiga kamar saja untuk anda semua, dengan saudara-saudara anda yang sudah dewasa dan membutuhkan ruang-ruang privasi untuk menyelesaikan masalah masing-masing.

Apa yang akan anda lakukan?



Tips berburu tempat tinggal:

> jangan pernah berpikir untuk membeli ruko
> belilah rumah!

> perhatikan masalah sanitasi

> jika tak ingin dikatakan vampir sebaiknya rumah yang anda beli dapat mengakses matahari langsung!

> bertetangga, berhalaman; tumbuhan, dan tanah jika dikelilingi dengan ketiga hal ini, itu yang membuat kita lebih manusiawi!

> pikirkan perasaan anak-anak anda, apa jadinya jika mereka harus menghabiskan masa kecil mereka dengan berkenalan pada kotak ajaib yang disebut RUKO?

> uang bisa dicari, ketenangan sulit!!!!!!!


Selamat berburu rumah!


life is a travel

Thursday, October 05, 2006
@1:50 pm

I hate the world today...

Hari puasa, tidak biasa... saya tak puasa. kembali memaki hidup hari ini... kata anna, "life is waiting for you, it's all messed up.. but you'll survive!" I think, I JUST CAN'T !!!!!!! [huaaaaah....] ternyata ada beberapa orang yang dilahirkan ke dunia, tapi.. kerjanya hanya merusak mimpi orang lain. rasanya, ingin melepaskan hidup. tapi... matipun tak rela! Gambatte piyo chan!!!


life is a travel

Monday, October 02, 2006
@1:49 pm

Dear friends,

welcome to my place... enjoy your stay !!

don't forget to drop some short messages


Have a nice day

Labels:


life is a travel