piyodegutz
IT'S ME!

Photobucket - Video and Image Hosting

MY SELF

piyodegutz
03 August
the adventurer
piyodegutz@yahoo.com

Loves: travelling, photography, music, and books
Dislikes: animal , late, smokers.

ARCHIVES

October 2006
November 2006
January 2007
April 2007
May 2007
July 2007
August 2007
September 2007
October 2007

TEMANS

.Anna Chan. biblioholic. ochan. Djimpe. alifiah. rara. isdich. iqko. anchoe. armin. reda. doel. ruslee. soeltra. fitri-doel. ocha. reda. ochank. hendragunawan.

NICE SITE

ininnawa society. panyingkul. penerbit ininnawa. rumah kamu. tandabaca. kamus. wikipedia. southendpress. informasi-beasiswa. beasiswas.blogs.friendster. indobackpacker.


Leave Message

Nice Site

Friday, July 27, 2007
@12:31 pm

waiting on the world to change - john mayer

Me and all my friends
We're all misunderstood
They say we stand for nothing and
There's no way we ever could

Now we see everything that's going wrong
With the world and those who lead it
We just feel like we don't have the means
To rise above and beat it

So we keep waiting
Waiting on the world to change
We keep on waiting
Waiting on the world to change

It's hard to beat the system
When we're standing at a distance
So we keep waiting
Waiting on the world to change

Now if we had the power
To bring our neighbors home from war
They would have never missed a Christmas
No more ribbons on their door
And when you trust your television
What you get is what you got
Cause when they own the information, oh
They can bend it all they want

That's why we're waiting
Waiting on the world to change
We keep on waiting
Waiting on the world to change

It's not that we don't care,
We just know that the fight ain't fair
So we keep on waiting
Waiting on the world to change

And we're still waiting
Waiting on the world to change
We keep on waiting waiting on the world to change
One day our generation
Is gonna rule the population
So we keep on waiting
Waiting on the world to change

We keep on waiting
Waiting on the world to change

life is a travel

Saturday, July 14, 2007
@7:41 pm

|mencari jejak|

aku masih menunggu di persimpangan,
menunggu datang petunjuk berikutnya...

semoga ia segera datang
sebelum begitu banyak usiaku habis di tanganku sendiri
tanpa apa-apa saja...

pun bila ia kutemukan,
aku belum tahu apa yang akan kulakukan berikutnya.

life is a travel

@6:30 pm

|pekebun yang setia|

Kemarin saya habis nonton film paling mengesankan saya sepanjang usia menonton film saya. Judulnya The Constant Gardener. Ini kali kedua menonton film ini sebenarnya. Film yang sangat menohok hati. Mengenai seorang perempuan berani, Tessa. Lebih tepatnya sinting! itu mungkin yang paling cocok. Berani mengorbankan dirinya untuk pekerjaan yang "nothing" bagi orang banyak. Entah apa dia memikirkan dirinya di saat sedang mengalami bahaya. Tessa ikut dengan suaminya Justin, seorang duta besar untuk Afrika. tanpa sepengetahuan Justin, Tessa ternyata melakukan penyelidikan terhadap obat-obatan yang dikirim ke Afrika secara gratis oleh Treebees dengan dalih sumbangan kemanusiaan untuk mengobati tiga jenis wabah yang menyerang warga Afrika.

Dalam perjalanan penyelidikannya, yang pasti tanpa sepengetahuan justin suaminya, Tessa tanpa sadar telah berada dalam posisi yang sangat membahayakan keselamatan dirinya. Seseorang kemudian dibayar untuk memata-matai segala tindak tanduknya. Suatu waktu Tessa bersama Arnold sahabatnya dalam penyelidikan tersebut kemudian terbunuh oleh sekelompok orang tak dikenal.

Yang mengagumkan saya ketika ia memilih melahirkan anaknya di rumah sakit (RS) di sebuah desa terpencil yang hampir semua orang kulit putih tidak mau berlama-lama disitu karena minimnya standar kesehatan RS tersebut. Tapi dia, Tessa, memilih mengalami apa yang dirasakan oleh warga Afrika di RS itu. Meskipun suaminya, Justin, bersih keras melarangnya untuk pergi ke desa.

Anaknya kemudian terlahir mati. Ia mungkin sedih. Namun kemudian dia terlihat baik-baik saja karena air susunya diberikan kepada seorang bayi yang tak bisa disusui oleh ibunya, Kilulu, yang harus berjalan berhari-hari dari desanya untuk mendapatkan perawatan rumah sakit. Kilulu ditemani oleh adiknya yang menjaganya dan bayinya agar tidak terkepung lalat.

Pada akhirnya Kilulu, ibu sang bayi tetap meninggal karena malapraktik yang diujicobakan padanya. Tessa pun meninggal karena terlalu banyak tahu.

Setelah Tessa meninggal, Justin, suaminya menemukan banyak kejanggalan terhadap kematian istrinya. Ia pun menelusuri apa yang dilakukan oleh istrinya sebelum terbunuh. Penelusurannya tersebut kemudian membuahkan masalah yang sangat besar bagi dirinya. Ternyata Tessa menyelidiki kasus yang sangat berbahaya. Ia bisa mengelak dari bahaya yang terlanjur ia telusuri, Justin pun mengusut masalah tersebut dengan melakukan perjalanan panjang berbahaya. Sampai akhirnya dalang dari masalah tersebut mengetahui bahwa Justin telah mengetahui terlalu jauh kebohongan mereka. Justin pun di kejar untuk dieksekusi. Kemudian, Justin yang telah mengetahui dirinya akan berakhir tragis seperti halnya istrinya memilih untuk bunuh diri ketimbang mati di tangan pesuruh dalang masalah tersebut.

Justin pun menembak kepalanya. Mati di tempat yang sama dimana Tessa istrinya terbunuh. Ia menyebutnya pulang ke rumah. Karena menurutnya Tessa adalah rumahnya.

Film ini sangat saya rekomendasikan bagi teman-teman yang peduli dengan perubahan sosial. Selamat menonton!!!

Meminjam kata-katanya Titi Kamal: "two tumbs up!"

Labels:


life is a travel